5 Cerita Malaysia hormati Presiden Soeharto
Reporter : Ramadhian Fadillah
Sebagai negara bertetangga, hubungan Indonesia dan Malaysia sering panas dingin. Dulu Presiden Soekarno mengobarkan perang gerilya dengan Malaysia periode 1963. Namun setelah Soekarno jatuh, Soeharto tak berniat melanjutkan peperangan itu.
Soeharto secara perlahan menggagas perdamaian antar kedua negara. Malaysia menyambut baik uluran perdamaian Indonesia. Kala itu mereka pun kewalahan menghadapi gerilyawan Kalimantan yang sebenarnya pasukan elite TNI. Malaysia bahkan sampai meminta bantuan pasukan elite Inggris dan negara persemakmuran.
Perdana Menteri Malaysia Tun Mahatir bin Mohamad kemudian menjadi sahabat Soeharto. Dia memuji kepemimpinan Soeharto yang berwibawa. Kala itu Malaysia sangat menghormati Indonesia.
Saya merasa terhormat dapat diterima Pak Harto sebagai sahabat," kenang Mahatir dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Berikut cerita-cerita penghormatan Malaysia untuk Soeharto:
1. Ada Kampung Soeharto di Malaysia
Felda Soeharto atau kampung Soeharto terletak di Selangor,
Malaysia. Luasnya sekitar 2.909,35 hektar. Ada juga klinik kesehatan
yang bernama Soeharto di sana.
Kampung ini diberi nama Soeharto untuk menghormati Presiden kedua RI. Pada tahun 1977, Soeharto dan Ibu Tien mengunjungi Felda Sungai Dusun. Sebagai penghormatan nama kampung ini diubah menjadi Felda Soeharto.
Kunjungan Soeharto ke Selangor sekaligus mencairkan hubungan Indonesia-Malaysia yang sempat tegang akibat konfrontasi Ganyang Malaysia yang dicetuskan Soekarno.
Kampung ini diberi nama Soeharto untuk menghormati Presiden kedua RI. Pada tahun 1977, Soeharto dan Ibu Tien mengunjungi Felda Sungai Dusun. Sebagai penghormatan nama kampung ini diubah menjadi Felda Soeharto.
Kunjungan Soeharto ke Selangor sekaligus mencairkan hubungan Indonesia-Malaysia yang sempat tegang akibat konfrontasi Ganyang Malaysia yang dicetuskan Soekarno.
2. 'Seorang yang benar-benar, sungguh-sungguh'
"Seorang yang benar-benar, sungguh-sungguh," puji Perdana
Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman saat berdialog dengan Presiden
Soeharto soal Selat Malaka. Pertemuan keduanya berlangsung tahun 1970.?
Tunku Abdul Rahman memuji Soeharto karena komitmennya mewujudkan perdamaian antara Indonesia dan Malaysia. Menurutnya Soeharto berperan besar untuk mengembangkan hubungan baik antara negara jiran ini.
Tunku Abdul Rahman berkonfrontasi dengan Soekarno saat Dwikora. Baru setelah Soekarno dilengserkan Soeharto kedua negara memasuki era baru.
Tunku Abdul Rahman memuji Soeharto karena komitmennya mewujudkan perdamaian antara Indonesia dan Malaysia. Menurutnya Soeharto berperan besar untuk mengembangkan hubungan baik antara negara jiran ini.
Tunku Abdul Rahman berkonfrontasi dengan Soekarno saat Dwikora. Baru setelah Soekarno dilengserkan Soeharto kedua negara memasuki era baru.
3. Menghormati Pak Harto sebagai pemimpin ASEAN
Pujian ini dicetuskan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia
Mahatir Mohamad. Menurut Mahatir, Soeharto sangat disegani para pemimpin
di ASEAN. Indonesia kala itu memegang peranan penting di Asia Tenggara,
"Di ASEAN, Pak Harto memainkan peranan yang sangat penting. Para pemimpin negara ASEAN mendudukkan Pak Harto sebagai orang tua. Kejatuhan Pak Harto merupakan kerugian yang besar di Asia Tenggara karena beliau sangat dihormati oleh para pemimpin Asean lainnya," kenang Mahatir dalam buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Indonesia pun digelari Big Brother di ASEAN. Mereka sering menunjuk Indonesia untuk menjadi penengah bila ada konflik.
"Di ASEAN, Pak Harto memainkan peranan yang sangat penting. Para pemimpin negara ASEAN mendudukkan Pak Harto sebagai orang tua. Kejatuhan Pak Harto merupakan kerugian yang besar di Asia Tenggara karena beliau sangat dihormati oleh para pemimpin Asean lainnya," kenang Mahatir dalam buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Indonesia pun digelari Big Brother di ASEAN. Mereka sering menunjuk Indonesia untuk menjadi penengah bila ada konflik.
4. 'Indonesia lebih jaya dari Malaysia'
Saat Soeharto berkuasa, Perdana Menteri Mahatir Mohammad tak
pernah meremehkan Indonesia. Dia membenarkan infrastruktur di Malaysia
lebih maju. Tetapi itu disebabkan wilayah Malaysia lebih kecil.
"Kita tidak boleh membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Indonesia adalah negara yang luas dengan banyak pulau, jumlah penduduk yang besar dengan suku-suku yang dimiliki. Sedangkan Malaysia adalah negara kecil sehingga lebih mudah kami mengurus sesuatu. Jadi kejayaan Pak Harto lebih besar dibandingkan kejayaan di Malaysia," kenang Mahatir di buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Begitu dengan Singapura yang merupakan negara paling maju di Asia Tenggara. Mahatir menilai Singapura hanya negara kota.
"Melihat Indonesia tidak bisa sama dengan melihat Malaysia. Sama halnya melihat Malaysia dengan Singapura, karena Singapura hanya sebuah bandar (kota). Dengan demikian, mengelola sebuah negara yang kecil lebih mudah dibandingkan mengelola sebuah negara yang besar.
"Kita tidak boleh membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Indonesia adalah negara yang luas dengan banyak pulau, jumlah penduduk yang besar dengan suku-suku yang dimiliki. Sedangkan Malaysia adalah negara kecil sehingga lebih mudah kami mengurus sesuatu. Jadi kejayaan Pak Harto lebih besar dibandingkan kejayaan di Malaysia," kenang Mahatir di buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Begitu dengan Singapura yang merupakan negara paling maju di Asia Tenggara. Mahatir menilai Singapura hanya negara kota.
"Melihat Indonesia tidak bisa sama dengan melihat Malaysia. Sama halnya melihat Malaysia dengan Singapura, karena Singapura hanya sebuah bandar (kota). Dengan demikian, mengelola sebuah negara yang kecil lebih mudah dibandingkan mengelola sebuah negara yang besar.
5. 'Indonesia dan Malaysia satu bangsa'
Menurut mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad Indonesia adalah satu bangsa. Begitu juga Soeharto yang menganggap Indonesia dan Malaysia bersaudara."Pak Harto menganggap Malaysia sebagai bangsa yang serumpun, begitu pula saya menempatkan Indonesia sebagai bangsa serumpun. Hanya karena sejarah yang membuat Indonesia dan Malaysia terpisahkan, namun sesungguhnya kedua bangsa berasal dari satu bangsa."
"Dimana-mana, dalam hubungan dua negara selalu ada konflik. Secara geografis Malaysia berada di tengah-tengah di antara lima negara ASEAN. Dengan setiap negara, Malaysia memiliki masalah. Malaysia memiliki masalah dengan Thailand, Singapura, Philipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia, tetapi yang paling mudah diselesaikan adalah dengan Indonesia. Jadi saya merasa berutang budi terhadap Indonesia dan Pak Harto," puji Mahatir.
0 komentar:
Posting Komentar