Kerajaan
Sriwijaya
Pada
awal abad ke-7 M, Kerajaan Fu-Nan di daerah Indo-Cina mengalami keruntuhan
akibat perang saudara. Posisinya sebagai kerajaan maritim yang menguasai Asia
Tenggara diambil alih Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan
pada abad ke-8 dan ke-9 M saat diperintah Raja Balaputradewa.
Wilayah
Kekuasaan
Dalam
sejarahnya, kerasaan Sriwijaya menguasai bagian barat Nusantara. Salah satu
faktor yang menyebabkan Sriwijaya bisa menguasai seluruh bagian barat Nusantara
adalah runtuhnya
kerajaan Fu-nan di Indo-Cina.
Faktor
lainnya adalah kekuatan
armada laut Sriwijaya yang mampu menguasai jalur lalu lintas perdagangan antara
India dan Cina.
Dari
prasasti Kota Kapur yang ditemukan JK Van der Meulen di Pulau Bangka pada bulan
Desember 1892 M, diperoleh petunjuk mengenai Kerajaan Sriwijaya yang sedang
berusaha menaklukkan Bumi Jawa. Meskipun tidak dijelaskan wilayah mana yang
dimaksud dengan Bhumi Jawa dalam prasasti itu, beberapa arkeolog meyakini, yang
dimaksud Bhumi Jawa itu adalah Kerajaan Tarumanegara di Pantai Utara Jawa
Barat.
Periode
Pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya berkuasa dari abad ke-7 hingga awal abad
ke-13 M, dan mencapai zaman keemasan di era pemerintahan Balaputra Dewa
(833-856 M). Kemunduran kerajaan ini berkaitan dengan masuk dan berkembangnya
agama Islam di Sumatera, dan munculnya kekuatan Singosari dan Majapahit di
Pulau Jawa.
Struktur
Pemerintahan
Kekuasaan tertinggi di Kerajaan Sriwijaya dipegang oleh raja. Untuk menjadi raja,
ada tiga persyaratan yaitu:
1) Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya.
2) Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu
memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.
3) Ekachattra. Eka berarti satu dan chattra berarti payung. Kata
ini bermakna mampu memayungi (melindungi) seluruh rakyatnya.
Belum diketahui secara jelas bagaimana struktur
pemerintahan di bawah raja. Salah satu pembantunya yang disebut secara jelas
hanya senapati yang bertugas sebagai panglima perang.
Kebudayaan
Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di
jantung negerinya di Sumatera, sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa
Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun
monumen besar, seperti Candi Kalasan, Candi Sewu dan Borobudur. Candi-candi
budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus dan Biaro
Bahal, akan tetapi tidak
seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di
Sumatera terbuat dari bata merah.
Para
Maharaja Sriwijaya
TAHUN
|
NAMA RAJA
|
683
|
|
702
|
|
775
|
|
792
|
|
835
|
|
988
|
|
1008
|
|
1025
|
0 komentar:
Posting Komentar